Senin, 15 Juli 2019

PENGEMASAN PANGAN


A. PENGERTIAN DAN TUJUAN PENGEMASAN PANGAN
1.  Pengertian
Pengemasan merupakan sistem yang terkordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransformasikan, didistribusikan, disimpulkan, dijual dan dipakai. Pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah kemas atau pembungkus sebuah produk yang diperlakukan untuk hal-hal yang bersifat teknis, meliputi penentuan desain, pembuatan pembungkusan dengan melibatkan warna, tulis atau ukuran serta bentuk pembungkus produk agar mempunyai daya tarik.

Kemasan pangan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan membungkus pangan  baik  yang  bersentuhan  langsung    dengan  pangan  maupun tidak.  Petrisic  (1969) menyatakan pengemasan sebagai suatu usaha untuk menjamin keamanan produk selama pengangkutan dan penyimpanan sehingga dapat sampai ke tangan konsumen dalam kondisi yang baik dengan biaya total minimum dan dapat memberikan proteksi terhadap apa yang dijual sekaligus menjual apa yang dilindungi.


2.  Tujuan Pengemasan

Tujuan dari pengemasan pangan adalah sbb:
a.   Membuat umur simpan bahan pangan menjadi panjang.
b.   Menyelamatkan produk bahan pangan yang melimpah.
c.   Mencegah rusaknya zat gizi bahan pangan.
d.   Menjaga dan menjamin kesehatan dan keamanan bahan pangan.
e.   Memudahkan distribusi/pengangkutan dan menyimpan bahan pangan.
f.    Menambah estetika dan nilai jual bahan pangan.
g.   Meningkatkan daya tarik dari produk pangan.



B.  SYARAT DAN FUNGSI PENGEMASAN PANGAN

 1.  Syarat Pengemasan Pangan

Syarat kemasan pangan mempunyai:
a.   Kemampuan   daya   pembungkus   yang   baik   sehingga   memudahkan   penanganan, pengangkutan, distribusi, penyimpanan dan penyusunannya.
b.   Kemampuan melindungi isinya dari berbagai risiko dari luar ( suhu, sinar/cahaya, bau, benturan dan kontaminasi mikroorganisme).
c.   Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen seperti informasi dan penampilan serta keindahan.
d.   Persyaratan ekonomi yaitu kemampuan dalam memenuhi keinginan pasar dan sasaran masyarakat.
e.   Ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma dan standar yang ada, mudah dibuang, mudah dibentuk atau dicetak.


2.  Fungsi Pengemasan Pangan

Pengemasan pangan harus memperhatikan lima fungsi-fungsi utama:
a.   Harus  dapat  mempertahankan  produk  agar  bersih  dan  memberikan  perlindungan terhadap kotoran dan cemaran lainnya.
b.   Harus memberi perlindungan pada bahan pangan terhadap kerusakan fisik, air, oksigen dan sinar.
c.   Harus berfungsi secara benar, efisien dan ekonomis dalam proses pengepakan yaitu selama pemasukan bahan pangan ke dalam kemasan.
d.   Harus   mudah   untuk   dibentuk   menurut   rancangan   yang   diinginkan   selain   itu memberikan kemudahan juga kepada konsumen untuk membuka dan menutup wadah tersebut.
e.   Harus memberi daya tarik penjualan agar dapat menjual apa yang dilindunginya dan melindungi apa yang di jual.
f.    Pengemasan yang baik dapat mencegah penularan bahan pangan oleh organisme yang berbahaya bagi kesehatan. Teknik distribusi dan penjualan yang salah dapat merusak pengolahan dan pengemasan yang baik dari bahan pangan.

C.  MANFAAT PENGEMASAN PANGAN

Manfaat dari pengemasan pangan antara lain:
1.   Wadah atau  kemasan pada suatu produk, salah satunya adalah dapat mendukung produk tersebut agar terhindar dari risiko kerusakan di saat proses pengiriman berlangsung.
2.   Pengemasan   pada produk juga bisa mengamankan produk dari bahaya polusi dan masalah fisik lainnya, baik itu yang bersifat tekanan, benturan, maupun yang getaran.
3.   Pengemasan juga bermanfaat untuk menaruh suatu hasil pengolahan, ataupun produk industri supaya memiliki bentuk-bentuk yang dapat memudahkan prosedur penyimpanan, pengangkutan, dan penyaluran kepada para konsumen.
4.   Jika  dilihat  dari  sisi  pemasarannya,  pengemasan  pada  sebuah  produk  akan  sangat berperan penting, dan menjadi variabel pokok yang perlu diperiksa kembali untuk para produsen.
5.   Selain  dapat  menaikkan kemungkinan para pengguna untuk membelinya, kemasan produk juga bisa memberikan kesan yang lebih di mata para pengguna apabila dibandingkan dengan merk produk yang tidak menggunakannya.
6.   Dari  segi  promosi  wadah  atau  pembungkus    sebagai  perangsang  atau  daya  tarik pembeli,  karena  itu  bentuk,  warna  dan  dekorasi  dari  kemasan  perlu  diperhatikan dalam perencanaan pengemasan.


D.  JENIS-JENIS KEMASAN PANGAN

1.  Jenis Kemasan Pangan
Jenis kemasan pangan yang digunakan dalam mengemas produk pangan terdiri dari:
a.  Kaleng/tin plate
Kaleng/tin plate adalah wadah yang   terbuat dari baja dan dilapisi timah putih (sn) yang tipis dengan kadar tidak lebih dari 1,00-1,25% dari berat kaleng.
b. Alumunium
Aluminium adalah logam yang lebih ringan dari pada baja,   mempunyai daya korosif oleh atmosfer yang rendah, tetapi mudah dilekuk-lekukkan sehingga lebih mudah berubah bentuknya.
c. Gelas
Gelas mempunyai sifat  inert (tidak bereaksi) tetapi korosif sering terjadi dari tutupnya yang terbuat dari logam. Gelas terdiri dari campuran oksida dan sebagian besar adalah silicon dioksida. Penggunaan wadah dari gelas sangat terbatas karena gelas sangat mudah pecah. Gelas biasa digunakan untuk wadah makanan yang mengandung kadar asam yang tinggi dan tidak memerlukan pemanasan yang suhu tinggi
d. Kertas
Kertas tidak dapat digunakan membungkus makanan dengan sempurna, oleh karena itu biasanya bahan pembungkus dari kertas harus dilapisi lilin,   damar, plastik dan lapisan alumunium agar tidak keluar dan masuk gas atau uap air.
e.  Plastik
Plastik yang umum digunakan dalam pengemasan makanan adalah selofan, selulosa asetat, polamida, karet hidrokhlorida (polifilm), poester, polietilena, polipropilena, polisiterna dan vinil klorida.
1)  Selulosa acetat:  kaku mengkilap dan ukuran stabil, digunakan untuk memajangi bahan di dalam kotak, karena bahan ini bebas debu.
2)  Polietylen:  memiliki  volume  terbesar  antara  semua  jenis  plastik  mempunyai kekuatan sedang dan rendah, tahan air, tidak tahan terhadap oksigen. Polietylen dengan kepadatan tinggi tahan panas dan air.
3)  Polyprophylene: lebih kaku, kuat, ringan.  Daya tembus uap rendah, tahan lemak, stabil pada suhu tinggi. Plastik yang tipis dan   tidak mengkilap mempunyai ketahanan yang rendah pada suhu dan bukan penahan gas yang baik.
4)  Polyamides (nilon): nilon 6 mudah diolah dan tahan gesekan. Nilon 11 dan 12 tahan oksigen dan uap air, mempunyai suhu penutup yang rendah. Nilon 66 akan mencair pada suhu yang tinggi dan sulit ditutup.
 5)  Polyester:  kuat  pada  tegangan,  tahan  oksigen  dan  baik  untuk  pembungkus proses pematangan.
6)  Polyvinyl  chloride:  merupakan  kombinasi  dari  berbagai  bahan  plastik  vinyl copolymer digunakan sebagai pelapis.
7)  Polyvinylidene chloride: jenis yang biasa digunakan sebagai bentuk copolymeri dengan vvynil chloride. Mempunyai sifat tembus cahaya, tahan terhadap gas dan uap air.
8)  Rubber hydrochloride (polifilm): dapat direnggangkan, tidak bersifat racun, tahan minyak dan lemak. Tidak berubah oleh asam dan basa, tidak mudah terbakar, mudah ditutup dengan panas dan tahan terhadap bau.
 f.  Edible film
Edible film adalah bahan pangan yang dilapisi atau dibungkus dengan suatu lapisan tipis yang dapat dimakan disebut edible film, biasanya pada permen dan sosis. Lapisan ini dapat melindungi makanan dengan reaksi dari bahan lain. Beberapa bahan yang dijadikan edible film adalah gelatin, gum Arabia.

 


2.   Jenis  Kode Plastik

a. TE atau PET (Polythylene Terephthalate) 
              Plastik kode satu ini biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih dan  transfaran  seperti  botol  air  mineral.  Tanda  ini  biasanya tertera logo daur ulang dengan tanda panah bentuk segitiga, angka 1 di tengahnya serta tulisan PETE atau PET (polyethylene terephthalate)  di  bawah  segitiga.  Biasa  dipakai  untuk  botol plastik,   berwarna   jernih/transparan/tembus   pandang   seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya.

Botol jenis PETE/PET ini disarankan hanya untuk sekali pakai. Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker dalam jangka panjang.
Bahan PETE ini pun berbahaya bagi pekerja yang berhubungan dengan pengolahan maupun botol daur ulang botol PETE. Pembuatan PETE menggunakan senyawa antimoni trioksida. Senyawa ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan dengan menghirup udara yang mengandung senyawa tersebut.
Seringnya menghirup senyawa ini dapat mengakibatkan iritasi kulit dan saluran pernapasan. Bagi wanita, senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran. Bila melahirkan pun, anak mereka kemungkinan besar akan mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan. Mayoritas bahan PETE di dunia digunakan untuk serat sintesis dan bahan dasar botol kemasan. Di dalam pertekstilan, PETE biasa disebut dengan polyester.


 b.  HDPE ( High Density Polythylene)
             Plastik kode 2 ini juga direkomendasikan   untuk sekali pakai. Pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (high density polyethylene) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, Tupperware, galon air minum.
Botol plastik jenis HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya. Sama seperti PETE, HDPE juga disarankan hanya untuk sekali pemakaian karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu.
Contoh: botol susu yang berwarna putih susu, botol detergent, botol yoghurt dan
margarine, plastik sampah (trans bags/poly bag).

c. V (Vynil) atau PVC (Polyvinyl Chloride)
               Plastik kode 3 ini merupakan jenis plastik yang paling sulit didaur  ulang.  Kandungan  dari  PVC  yaitu  DEHA  pada  pada plastik pembungkus dapat melumer kemakanan bila dipanaskan. Zat ini sangat berbahaya bagi ginjal dan hati. Tertulis (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta lisan V. V itu berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu  jenis  plastik  yang  paling  sulit  didaur  ulang.  Ini  bias ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap) dan botol-botol.
Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. PVC mengandung DEHA (diethylhydroxylamine) yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC ini saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut karena DEHA ini lumer pada suhu -15°C.
Contoh : botol pembersih kaca, detergent, botol minyak goreng, botol sampoo, pembungkus makanan, pembungkus kabel.

 d. LDPE (Low Dencity Polythylene)
               Plastik kode 4 ini memiliki massa jenis rendah dengan tektur yang lembek dan lentur. Biasa dipakai pada barang-barang yang memerlukan fleksilibilitas. Plastik ini hampir tidak dapat dihancurkan. Namun baik dan cukup aman untuk tempat makanan. Contoh:   squeezable   bottles   (pada   botol   mustard, madu), pembungkus roti, pembungkus makanan dingin, pembungkus pakaian  laundry, furniture, karpet.
Logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE (low density polyethylene), yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastk, dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek. Sifat mekanis  jenis  LDPE  ini  adalah  kuat,  tembus  pandang,  fleksibel  dan  permukaan  agak berlemak,  pada  suhu  60  derajat  sangat  resisten  terhadap  reaksi  kimia,  daya  proteksi terhadap uap air tergolong baik, dapat didaur ulang serta baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibelitas tapi kuat.
Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.

e. PP (Polypropylene)

         Plastik    ini  merupakan  plastik  yang paling  aman  dipakai  sebagai bahan   untuk   membuat   sesuatu   yang   berhubungan   dengan makanan dan minuman. Plastik ini dapat kita isi ulang. Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap  yang  rendah,  ketahanan  yang  baik  terhadap  lemakstabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap.
Jenis  PP  (polypropylene)  ini  adalah  pilihan  bahan  plastik  terbaik,  terutama  untuk tempat  makanan  dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting  botol  minum  untuk  bayi.  Carilah  dengan  kode  angka  5 bila  membeli  barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.
Contoh : botol minuman bayi, tempat makanan, atraws (sedotan/pipet), botol obat dll.


f.  PS ( Polystyrene)
.         Plastik   ini   sering   ditemui   adalah   Styrofoam   (gabus),   bahan Polysterine   ini   dapat   membocorkan   bahan   Styrine   ke   dalam makanan saat diisikan makanan panas. Bahan styrene ini sangat berbahaya bagi otak dan sistem syaraf. Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS. Biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan  bahan  styrene  ke  dalam  makanan  ketika  makanan tersebut bersentuhan.
Selain tempat makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang. Bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang dan lama.
Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6. Namun, bila tidak tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning- jingga dan meninggalkan jelaga.
 Contoh : tempat makanan Styrofoam, talam daging (meat trays),  wadah telur, piring plastik,
sendok plastik, tempat compact disced  (CD case)

g.  O (Other)

Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan
OTHER. Untuk jenis plastik 7 Other ini ada 4 macam, yaitu:
1. SAN ( styrene acrylonitrile)
2. ABS (acrylonitrile butadiene styrene)
3. PC ( polycarbonate)
4. Nylon


Dapat dtemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olah raga, suku cadang mobil, alat rumah tangga, komputer, alat elektronik dan plastik kemasan. SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia n suhu, kekuatan, kekakuan dan tingkat kekerasan yg telah ditingkatkan. Biasanya SAN terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi dan sikat gigi. Sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. Bahan-bahan ini merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan dalam kemasan makanan ataupun minuman.
PC (polycarbonate) dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak balita (sippy cup), botol minum polikarbonat dan kaleng kemasan makanan serta minuman, termasuk kaleng susu formula. Bahan ini dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas.
 Pemakaian  dianjurkan  tidak  digunakan  untuk  tempat  makanan  ataupun  minuman. Ironisnya  botol  susu  sangat  mungkin  mengalami  proses  pemanasan.  Apakah    itu  untuk tujuan  sterilisasi  dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave atau dituangi air panas.




C.  PENGGOLONGAN PENGEMASAN
Kemasan dapat digolongkan menjadi beberapa macam :
1.  Frekuensi Pemakaian
a.   Kemasan sekali pakai (disposable) yaitu kemasan yang berlangsung dibuang setelah satu kali dipakai, seperti bungkus plastik es, bungkus permen, bungkus daun dan dus dari karton.
b.   Kemasan  yang dapat dipakai berulang kali (Multi trip) seperti  berbagai jenis botol minimum dan botol kecap. Umumnya wadah tersebut tidak dibuang oleh konsumen tetapi dikembalikan ke produsen untuk didaur ulang.
c.   Kemasan yang tidak dibuang (semi disposable) biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai.

2. Struktur sistem kemasan
Kemasan secara keseluruhan dapat dibedakan:
a.  Kemasan primer: bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan.
b.  Kemasan sekunder: kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti kotak dari karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus.
c.  Kemasan tersier dan  kuartener: apabila masih diperlukan lagi pengemasan setelah kemasan primer, sekunder dan tersier. Umumnya digunakan sebagai pelindung selama proses distribusi.

3. Sifat kekakuan bahan kemasan
a.  Kemasan fleksibel : bila bahan kemasan mudah ditemukan (plastik, kertas, foil)
b.  Kemasan kaku: bahan kemas bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah bila dipaksa dibengkokkan.
c.  Kemasan  semi  kaku/semi  fleksibel:  bahan  kemas  yang  memiliki  sifat-sifat  antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku.

4. Sifat pelindung terhadap lingkungan
a.   Kemasan hermatis : wadah yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas.
b.   Lemak dan vitamin yang tinggi serta makanan yang di fermentasi.

Kemasan tahan suhu tinggi, jenis ini digunakan untuk bahan pangan yang memerlukan proses pemanasan, sterilisasi atau pasturisasi.
1)  Wadah  siap  pakai:  bahan  kemas  yang  siap  untuk  diisi  dengan  bentuk  yang  telah sempurna sejak keluar dari pabrik.
2) Wadah siap dirakit atau disebut juga wadah lipatan: kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas foil atau plastik.

5. Faktor Penting Dalam Pengemasan
a.  Faktor pengamanan:
Faktor penting dalam keamanan pangan adalah melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang.
b.  Faktor ekonomi:
Ekonomi merupakan  faktor penting dalam perhitungan biaya produksi  yang efektif termasuk pemilihan bahan sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaat.
c.  Mudah didistribusikan:
Kemudahan dalam distribusi produk dari pabrik sampai ke konsumen, pada saat di distributor mudah disimpan dan dipajang didisplay.
d.  Faktor komunikasi:
Sebagi media komunikasi yang menerangkan atau mencerminkan produk, citra merek dan sebagai bagian dari promosi dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami dan diingat.
e.  Faktor ergonomik:
Berbagai pertimbangan agar kemasan mudah dibawa, dipegang, dibuka dan mudah disimpan.
f.   Faktor estetika:
Keindahan merupakan daya tarik visual yang mencakup pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merek/logo, ilustrasi, huruf dan tata letak untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal.
g.  Faktor identitas:
Secara keseluruhan, kemasan harus berbeda dengan kemasan yang lain yaitu memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan membedakannya dengan produk-produk lain.

 6.  Aturan-aturan tentang pengemasan
a.   Standar Nasional Indonesia (SNI) mengenai kemasan bahan pangan
Nomor SNI
Judul
SNI 12-4259-2004
Gelas plastik untuk air minuman dalam kemasan
SNI 19-4370-2004
Botol plastik untuk air minuman dalam kemasan
SNI 06-4887-1998
Etilen vinil asetat untuk laminasi kemasan pangan
SNI 7323:2008
Plastik wadah makanan dan minuman polystyrene foam
SNI 01-6682-2002
Fil PVC untuk kemasan makanan
SNI 12-4254-1996
Wadah makanan bekal dari plastic
SNI 19-2946-1992
Botol plastik wadah obat, makanan dan kosmetik

b. Peringatan tentang kantong plastik kresek :
1)  Dalam  proses  daur  ulang  tersebut  riwayat  penggunaan  sebelumnya  tidak diketahui, apakah bekas pestisida, limbah rumah sakit, kotoran hewan atau manusia, limbah logam berat dll. Dalam proses tersebut ditambahkan berbagai bahan kimia yang menambah dampak bahaya bagi kesehatan.
2)  Jangan   menggunakan   kantong   plastik   kresek   daur   ulang   tersebut   untuk mewadahi langsung makanan siap santap.

c. Kesimpulan yang didapat dari tanda klasifikasi plastik tersebut:
  1. Pilih dan gunakan botol susu bayi berbahan kaca, atau plastik jenis 4/5. 
  2. Gunakanlah cangkir bayi berbahan stainless steel, atau plastik jenis 4/5.
  3. Untuk dot, gunakanlah yang berbahan silikon, karena tidak akan mengeluarkan zat karsinogenik sebagaimana pada dot berbahan latex.
  4. Cegah   penggunaan   botol   susu   bayi   dan   cangkir   bayi   (dengan   lubang penghisapnya) berbahan jenis 7 PC (polycarbonate)
  5. Jika penggunaan plastik berbahan polycarbonate tidak dapat dicegah, janganlah menyimpan air minum ataupun makanan dalam keadaan panas.
  6. Hindari  penggunaan  botol  plastik  untuk  menyimpan  air  minum.  Biasanya digunakan untuk tempat air putih di dalam kulkas.